-PEMISAHAN CAMPURAN-
Di alam, sebagian besar zat atau benda yang kita ketemukan tidak
dalam keadaan murni atau tunggal, sebagian besar zat-zat merupakan
campuran dari berbagai macam senyawa atau unsur. Dalam banyak hal
senyawa atau unsur dibutuhkan oleh kita dalam keadaan murni. Senyawa
atau unsur dalam keadaan murni diperlukan untuk pembuatan obat. Hal ini
diperlukan agar reaksi dapat berjalan dengan sempurna dan hasil reaksi
juga memiliki kemurnian yang tinggi. Untuk mendapatkan senyawa-senyawa
yang murni diperlukan proses pemisahan. Kita juga sering melakukan
proses pemisahan, misalnya air yang bercampur dengan kotoran kita saring
agar air menjadi lebih jernih, perhatikan Gambar 15.1. Proses pemisahan
lain juga dapat kita amati, misalnya pemisahan air dari garam-garam
yang dilakukan petani garam. Air laut diuapkan dan didapat kristal
garam. Garam yang dihasilkan bukan NaCl murni masih berupa campuran,
selanjutnya mereka mengirimnya ke pabrik untuk proses lebih lanjut.
Dalam kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan satu atau
lebih produk yang lebih murni dari suatu sebuah campuran senyawa kimia.
15.1. Pemisahan
Proses
pemisahan merupakan proses perpindahan masa, perpindahan dapat terjadi
jika senyawa-senyawa yang ada dalam campuran memiliki sifat fisika atau
sifat kimia yang berbeda. Perbedaan sifat inilah yang menyebabkan kita
dapat memisahkannya. Sebagai contoh kita dapat pisahkan satu zat karena
berbeda dalam hal ukuran partikelnya, pemisahan dapat kita lakukan
dengan pengayakan. Beberapa sifat fisika zat yang dapat dipergunakan
misalnya berat jenis, muatan listrik, titik didih, titik beku dan
lainnya. Selain itu sifat-sifat kimia juga dapat dipergunakan khususnya
adalah interaksi kimia antara satu zat dengan zat lainnya. Secara
teknis, pemisahan suatu campuran dapat dapat dilakukan dengan berbagai
metode. Umumnyapemisahan dilakukan dengan mempertimbangkan fasa komponen
dari campuran tersebut. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen
(satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Campuran
heterogen dapat dibentuk dari beberapa fasa misalnya padat-padat,
padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, atau campuran
ketiganya padat-cair-dan gas. Sehingga dalam proses pemisahan seringkali
kita melakukan beberapa kali proses pemisahan serta mengkombinasikan
berbagai teknik pemisahan agar mendapatkan hasil pemisahan yang
diinginkan. Teknik pemisahan, secara umum dapat kita klasifikasikan
sebagai pemisahan secara mekanik atau berdasarkan sifat fisika dan
pemisahan secara kimia. Atas dasar ini teknik pemisahan kita bahas.
15.1.1. Pengayakan
Teknik
pemisahan ini merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan
untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses
pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran
tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu,
ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh, contoh ayakan dapat dilihat
pada Gambar 15.2. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan pemisahan
pasir dari sebuah campuran pasir dan batu kerikil, menggunakan ayakan
yang porinya cukup halus. Begitu pula, jika kita ingin memisahkan beras
yang bercampur dengan katul yang halus.
Teknik
lain penmisahan campuran dalam fasa padat juga dapat dilakukan dengan
cara flotasi (pengapungan). Pemisahan dengan cara ini didasari pada
sifat permukaan dari senyawa atau partikel. Senyawa atau partikel ada
yang memiliki sifat suka air (hidrofilik) dan ada yang tidak suka air
(hidrofobik). Bila kedua sifat ini muncul maka pemisahan dapat dilakukan
dengan memberikan air kedalam campuran tersebut. Untuk senyawa atau
partikel yang suka air, zat ini akan tetap berada dalam fasa air.
Sedangkan yang hidrofobik menempel pada gelembung udara, dan akan naik
ke permukaan, dan dapat dipisahkan, lihat Gambar 15.3.
15.1.2. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel
padat
dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan
menahan partikel-partikel padat. Proses filtrasi yang sederhana adalah
proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring (Gambar
15.4). Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran
empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat
dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam
corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan
campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira
banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas.
Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat
dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen
dan zat cairnya disebut dengan filtrat. Proses pemisahan dengan cara
filtrasi dapat kita bedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa
tekanan. Contoh diatas merupakan proses pemisahan tanpa tekanan, dimana
cairan mengalir karena adanya gaya grafitasi. Pemisahan ini sangat cocok
untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar
dibandingkan partikel zat padatnya. Proses pemisahan dengan tekanan,
umumnya dengan cara di vakumkan (disedot dengan pompa vakum). Proses
pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Perhatikan Gambar
15.5, pada halaman berikut.
15.1.3. Sentrifugasi
Campuran heterogen terdiri dari
senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan.
Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya grafitasi berjalan
sangat lambat. Beberapa
campuran senyawa yang memiliki sifat seperti ini adalah koloid, seperti emulsi. Salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk
memisahkan
campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu metode yang digunakan
dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya
sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugal
menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak
tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang
berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat
bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena
adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder
atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang
menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi
membentuk endapan (Gambar 15.6). Mari kita perhatikan proses pembuatan
minyak kelapa, dimana teknik pemisahan sentrifugasi cukup berperan. Buah
kelapa dihancurkan, dan diperas sehingga didapat bagian santan. Didalam
santan terdapat campuran minyak dengan air. Dengan melakukan
sentrifugasi dengan kecepatan antara 3000-3500 rpm, maka terjadi
pemisahan dan terdapat dua bagian yaitu fraksi kaya minyak (krim) dan
fraksi miskin minyak (skim). Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi
perlakuansentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian
bukan minyak. Dalam pengolahan minyak kelapa, sering juga dilakukan
modifikasi khususnya dalam pemisahan krim untuk mendapatkan bagian
minyak. Modifikasi tersebut dilakukan dengan cara pemanasan krim, dan
akan dihasilkan padatan dan minyak, selanjutnya dengan penyaringan kita
dapatkan minyak kelapa yang bersih dan jernih.
15.1.4. Kristalisasi
Pemisahan dengan teknik kristalisasi
didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah
campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat
terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair
yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian
produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam
keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut
terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya,
atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita
dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi
jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses
pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan,
pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Pemisahan denga
pembentukan kristal melalui proses penguapan merupakan cara yang
sederhana dan mudah kita jumpai, seperti pada proses pembuatan garam.
Air laut dialirkan kedalam tambak dan selanjutnya ditutup. Air laut yang
ada dalam tambak terkena sinar matahari dan mengalami proses penguapan,
semakin lama jumlah berkurang, dan mongering bersamaan dengan itu pula
kristal garam terbentuk. Biasanya petani garam mengirim hasilnya ke
pabrik untuk pengolahan lebih lanjut. Pabrik gula juga melakukan proses
kristalisasi, tebu digiling dan dihasilkan nira, nira tersebut
selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator, Dalam alat ini
dilakukan pemanasan sehingga kandungan air di dalam nira menguap, dan
uap tersebut dikeluarkan dengan melalui pompa, sehingga nira kehilangan
air berubah menjadi Kristal gula. Ketiga teknik yang lain pendinginan,
penambahan senyawa lain dan reaksi kimia pada prinsipnya adalahsama
yaitu mengurangi kadar pelarut didalam
campuran homogeen.
15.1.5. Destilasi
Destilasi
merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik
didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran
homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi
cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi
menggunakan alat pemanas dan alat pendingin (Gambar 15.7). Proses
destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser
yaitu pendingin (perhatikan Gambar 15.7), proses pendinginan terjadi
karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser),
sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan
terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa
yang ada dalam campuran homogen tersebut. Contoh dibawah ini merupakan
teknik pemisahan dengan cara destilasi yang dipergunakan oleh industri.
Pada skala industri, alcohol dihasilkan melalui proses fermentasi dari
sisa nira (tebu) myang tidak dapat diproses menjadi gula pasir. Hasil
fermentasi adalah alcohol dan tentunya masih bercampur secara homogen
dengan air. Atas dasar perbedaan titik didih air (100 oC) dan titik
didih alcohol (70oC), sehingga yang akan menguap terlebih dahulu adalah
alcohol. Dengan menjaga destilasi maka hanya komponen alcohol saja yang
akan menguap. Uap tersebut akan melalui pendingin dan akan kembali cair,
proses destilasi alcohol merupakan destilasi yang sederhana, dan
mempergunakan alat seperti pada Gambar 15.7. Proses pemisahan yang lebih
komplek terjadi pada minyak bumi. Dalam minyak bumi banyak terdapat
campuran (lihat Bab 10). Atas dasar perbedaan titik didihnya, maka dapat
dipisahkan kelompok-kelompok produk dari minyak bumi. Proses pemanasan
dilakukan pada suhu cukp tinggi, berdasarkan perbedaan titik didih dan
system pendingin maka kita dapat pisahkan beberapa kelompok minyak bumi.
Proses ini dikenal dengan destilasi fraksi, dimana terjadi
pemisahan-raks- fraksi dari bahan bakar lihat Gambar 15.7. proses
pemisahan minyak bumi.
0 komentar:
Posting Komentar