Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah
kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil
(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular(bersel tunggal), dengan struktur
sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan
organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka
dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena
bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme
yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri"
telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar
mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka. Bakteri adalah
yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada
di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain.
Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 lm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3
mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel,
seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda
dalam strukturnya dari kelompok lain.
1. Sejarah Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van
Leeuwenhoek pada 1674dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri.
Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada
tahun 1828, diambil dari kata Yunani bajtgqiom yang memiliki arti "small
stick".
2. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel.
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan
Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri
Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan
peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram
negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida-terdiri atas membran dan
lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di antara
lapisan luar dan membran sitoplasmik). Banyak bakteri memiliki struktur
di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbriayang digunakan untuk
bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul
atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan
dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosomdan
beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan
magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat
mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.
3.Morfologi/bentuk bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar,
yaitu: - Kokus (Coccus) adalah bakteri yg berbentuk bulat seperti bola,
dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut: > Mikrococcus, jika
kecil dan tunggal > Diplococcus, jka bergandanya dua-dua >
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar >
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus > Staphylococcus, jika
bergerombol > Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai. >
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau
silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut: ~ Diplobacillus, jika
bergandengan dua-dua ~ Streptobacillus, jika bergandengan membentuk
rantai . ~Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan
mempunyai variasi sebagai berikut: Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung
kurang dari setengah lingkaran. ~ Spiral, jika lengkung lebih dari
setengah lingkaran. Bentuk tubuh/morfologibakteri dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan
bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya
bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada
yang sudah tua.
4. Alat gerak bakteri Gambar alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;
4. Alat gerak bakteri Gambar alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir
semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang
ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki
flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 - 0,1 mikro,
dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri. Berdasarkan tempat dan
jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan,
yaitu: Atrik, tidak mempunyai flagel. Monotrik, mempunyai satu flagel
pada salah satu ujungnya. Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah
satu ujungnya. Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
5. Pengaruh lingkungan terhadap bakteri Kondisi lingkungan yang
mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri
adalah -suhu, -kelembaban, -cahaya.
A. S U H U
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan: - Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yg hidup pada daerah suhu antara 0- 30C, dgn suhu optimum 15C. - Bakteri mesofil, yaitu bakteri yg hidup di daerah suhu antara 15 - 55C, dgn suhu optimum 25 - 40C. -Bakteri termofil, yaitu bakteri yg dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40 - 75C, dgn suhu optimum 25 -40C Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yg hidup dalam sumber air panas bersuhu 93 - 94C.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan: - Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yg hidup pada daerah suhu antara 0- 30C, dgn suhu optimum 15C. - Bakteri mesofil, yaitu bakteri yg hidup di daerah suhu antara 15 - 55C, dgn suhu optimum 25 - 40C. -Bakteri termofil, yaitu bakteri yg dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40 - 75C, dgn suhu optimum 25 -40C Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yg hidup dalam sumber air panas bersuhu 93 - 94C.
B. KELEMBABAN
Kelembaban Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Kelembaban Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
C. C A H A Y A
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri.Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yg tdk berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yg berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri.Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yg tdk berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yg berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi,
kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus
yg aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yg anaerob dpt
mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dlm sel yg
disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yg
sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan
terhadap keadaan lingkungan yg tdk menguntungkan dibandingkan dgn
bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dpt
tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah
sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
6.Bakteri menguntungkan >Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta
sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein,
karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan
senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan
bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara
ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah >Bakteri
nitrifikasi Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang
mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob
di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu: Oksidasi
amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan
nitritasi. >Reaksi nitritasi Oksidasi senyawa nitrit menjadi
nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Reaksi nitratasi Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat
menguntungkan krn menghasilkan senyawa yg diperlukan oleh tanaman yaitu
nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yg disediakan untuk sumber air
minum, nitrat yg berlebihan tdk baik karena akan menyebabkan pertumbuhan
ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen
bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat
diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara,
bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah
pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis.
Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu: -Azotobacter chroococcum,
-Clostridium pasteurianum, dan -Rhodospirillum rubrum. Bakteri
nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu
Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau
bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak
digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan
Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan
karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka
tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat
nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen
organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian
terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
7.Bakteri denitrifikasi Jika oksigen dalam tanah kurang maka
akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga
terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan
denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas
denitrificans. 6. 2. 3. Bakteri patogen Merupakan kelompok bakteri
parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
NO | Nama bakteri | Penyakit yg ditularkan |
1 | Salmonella typhosa | Thypus |
2 | Shigella dysenteriae | Disentri basiler |
3 | Vibrio Comma | Kolera |
4 | Haemophilus influenza | Influenza |
5 | Diplococcus pneumonia | Pneumoniae(radang paru2) |
6 | Mycobacterium tuberculosis | Tbc paru |
7 | Clostridium tetani | Tetanus |
8 | Niseria meningitis | Meningitis ( radang selaput otak ) |
9 | Niserria gonorrhoae | Gonorhoeae( kencing nanah ) |
10 | Treponema pallidum | Sifilis |
11 | Mycobacterium leprae | Lepra(kusta) |
12 | Treponema perteneu puru | Patek |
8.Dekomposisi
Dekomposisi Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses
degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan
berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di
dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein
yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah
terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini
disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal
dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang
hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan
tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau
menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan
berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati
dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami
yang terjadi dalam organisme mati.
bakteri-bakteri penyebab penyakit,mulai dr spesies-spesiesnya,
derajat kemampuannya dlm menyebabkan penyakit dan cr mengidentifikasi
& mendiagnosanya. Istilah-istilah sering dipakai Patogenesis =
proses terjadinya penyakit Patogenitas = Kemampuan bakteri dalam
menimbulkan penyakit Infeksi = Penyakit yang ditimbulkan oleh
mikroorganisme Virulensi = Derajat kemampuan mikroorganisme dalam
menyebabkan penyakit. Senjata yang dimiliki bakteri dalam menginfeksi :
1. Enzim 2. Toksin 3. Pili 4. Kapsul Faktor yang menyebabkan terjadinya
infeksi bakteri: 1.Dosis
infektif = sejumlah bakteri yg masuk kedalam tubuh, tdk bisa
ditanggulangi oleh faktor kekebalan tubuh dan menyebabkan sakit.
2. Kekebalan / Immunologis.
3.Faktor Keturunan/alergi
JENIS-JENIS BAKTERI
Jenis bakteri - Bakteri 1. Gram (+) Kokus Staphylococcus sp.
Streptococcus sp. Pneumococcus sp. 2. Gram (-) Kokus Neiserria
gonorhoeae Neiserria meningitidis 3. Gram (+) Batang Bacillus sp.
Clostridium sp. (jejuni, botunilum, perfringens) Corynebacterium sp.
Mycobacterium sp. 4. Gram (-) Batang Enterobacteriaceae (Salmonella sp.
Shigella sp. Klebsiella sp. Escherichia coli) Pseudomonas sp. Proteus
Vibrio Cholera
Streptococcus Scientific classification - Kingdom:
Bacteria -Phylum: Firmicutes -Class:
Bacilli -Order: Lactobacillales - Family:
Streptococcaceae - Genus: Streptococcus -
Species : >S. agalactiae >S. anginosus >S.
bovis >S. canis >S. equi >S.
iniae >S. mitis >S. mutans >S.
oralis >S. parasanguinis >S. peroris
>S. pneumoniae >S. pyogenes >S. ratti
>S. salivarius >S. salivarius ssp.
thermophilus >S. sanguinis >S. sobrinus >S.
suis >S. uberis >S.
vestibularis >S. viridans
Ciri-Ciri Diplococcus: Mikroskopik: -bentuk coccus - susunan
2-2 (diplo) - kapsul positif - sifat, gram positif - seperti lancet -
sel tua bisa memberikan sifat gram negatif Sifat Biakan: Hemodisgesti
seperti Streptococcus alpha atau viridans Mudah lisis spontan.
Patogenitas: Pneumococcus patogen bila memiliki kapsul. Berdasarkan tipe
kapsul yang dimilikinya, dibagi : 1. tipe yang patogen terutama pada
anak-anak yaitu tipe 1sampai 8 2. tipe yang patogen terutama pada dewasa
yaitu tipe 6, 14, 19 dan 23 Untuk pemeriksaan kapsul dapat dilihat
dengan Quellung test. Kapsul bisa terlihat jelas menggembung dengan uji
ini.
Staphylococcus sp. adalah bakteri kelompok gram positif yang
memiliki bentuk coccus atau berbentuk bulat. Staphylococcus sp.
kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia. Sering
ditemukan di kulit dan selaput mukosa seperti usus & mulut. Spesies
yg sering dijumpai: 1. Staphylococcus aureus 2. Staphylococcus epidermis
/ epidermidis 3. Staphylococcus safropitis / safrofitidis Suhu Optimum
pertumbuhan 35-37°C Suhu Minimum pertumbuhan 10°C Suhu Maksimum
pertumbuhan 42°C Suhu Lethal 62°C 30-60 menit Suhu Lethal 72°C 15 menit
Perbedaan berdasarkan perubahan warna koloni pada media Agar Darah - S.
aureus = kuning emas - S. albus = putih - S. citrus = kuning sitrus
Tahan garam 7-10%, seringkali Staphylococcus aureus
ditemukan pada ikan asin yang kurang asin, karena kemampuannya untuk
hidup dalam suasana asin atau konsentrasi garam yang tinggi.
Diameter koloni 2-3mm / 24 jam. Diameter koloni 7mm /
2-3x24 jam Dapat melisiskan eritrosit dengan toksin hemolysin.
Cara penularan Staphylococcus 1. Droplet 2. Udara 3. Keracunan
Makanan = toksin enterotoksik Karena sifat komensal Staphylococcus, maka
ia mudah untuk menginfeksi. Salah satu gejala infeksi Staphylococcus
berupa kemerahan pada kulit atau Pyoderma Enterotoksin yang dihasilkan
oleh Staphylococcus memiliki dosis toksik sebesar 10ug/ml. Keracunan
yang terjadi karena enterotoksin disebut Intoksikasi. Enterotoksin
menyerang SSP. Gejala yang sering timbul yaitu mata kunang-kunang, pegal
pada tangan dan kaki, lunglai dll. Patogenitas 1. Infeksi Permukaan : -
Bisul (Furunkel sampai Karbunkel) - Jerawat/Acne - Korengan -
Paranochya - Hordeoleum - Mastitis Puerpuralis - Pemfigus 2. Infeksi
Organ Dalam: - Endocarditis - Osteomyelitis - Arthritis - Infeksi Ginjal
- Infeksi Paru-paru - Infeksi Saluran Kemih Produk-produk Ekstraseluler
Staphylococcus aureus: 1. Leukosidin 2. Koagulase 3. Streptokinase 4.
Hemolisin 5. Lipase 6. Hialuronidase 7. Glikopeptida
HAL2 YG HRS DIPERHATIKAN DLM IDENTIFIKASI
Hal hal yg perlu diperhatikan dlm melakukan Identifikasi bakteri:
- Dalam melakukan identifikasi sering kali pasien menolak
untuk diperiksa sensitifitasnya terhadap antibiotik mungkin karena
alasan biaya. Namun menurut konsensus ahli mikrobiologi, pemeriksaan
mikrobiologi klinik harus dilakukan sampai dengan pengujian kepekaan /
sensitifitas untuk menghindari resistensi kuman terhadap antibiotik.
Pasien yang bandel seringkali menghentikan pengobatan antibiotiknya
sebelum obat tersebut habis padahal kelalaian tersebut akan menimbulkan
mutasi bakteri yang mengarah kepada resistensi bakteri terhadap
antibiotik tertentu. - Uji Serologi merupakan uji reaksi antara antigen
dengan antibodi yang akan menimbulkan aglutinasi. Uji serologi
menggunakan antiserum spesifik sehingga sensitifitas atau ketepatan uji
serologi relatif tinggi. - Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) merupakan
uji makroskopik yang memiliki nilai diagnosa yang tinggi karena
pemeriksaan tersebut dapat memangkas isolasi bakteri yang akan memakan
waktu sampai 8 minggu. - Cara pengambilan spesimen harus di perhatikan,
contohnya dalam pengambilan sampel darah bukan hanya harus dilakukan
secara aseptik untuk menghindari kontaminasi, namun juga harus
diperhatikan waktu pengambilannya, karena infeksi bakteri memiliki
siklus tertentu. - Hati-hati dengan hasil false positive dan false
negative. False positif maksudnya dalam sampel seharusnya tidak
ditemukan bakteri namun dalam pelaporan / pengerjaan ditemukan bakteri.
Hal ini bisa terjadi bila dalam pengerjaan terjadi kontaminasi. False
negatif maksudnya dalam sampel seharusnya terdapat bakteri namun dalam
pengerjaan / pelaporan tidak ditemukan bakteri. Hal ini bisa terjadi
karena kurangnya ketelitian dalam penggunaan ose
LANGKAH2 DLM IDENTIFIKASI
identifikasi dan isolasi bakteri dlm spesimen klinik dr manusia
contohnya urin dan cairan dahak. Langkah-langkah dlm melakukan
identifikasi yaitu:
1. Pemeriksaan Mikroskopik Pemeriksaan spesimen menggunakan
instrumen mikroskop dgn preparat yg telah dilakukan pewarnaan sesuai dgn
keperluan. Pewarnaan sediaan yg sering dilakukan antara lain pewarnaan
Gram atau pewarnaan spesifik seperti pewarnaan BTA (Basil Tahan Asam)
menggunakan metode Ziehl Nelsen atau Kinyoun Gabbet.
2. Isolasi / Penanaman Isolasi dikalukan pada media yang sesuai tergantung dari pemeriksaan mikroskopik yang telah dilakukan. Media yang umum dipakai yaitu Agar Darah, MSA (Manitol Salt Agar) dll.
3. Uji biokimia dilakukan untuk melihat aktifitas biokimiawi bakteri dalam media-media yg disediakan. Bakteri akan mensintesis zat-zat kimia tertentu tergantung dgn kemampuannya. Uji biokimia yang digunakan yaitu bontrey pendek, bontrey panjang atau imvic. 4. Uji Serologi Uji serologi meliputi tes aglutinasi menggunakan plasma koagulasi spesifik, Uji katalase dengan indikasi pembentukan gas oksigen, dll.
4. Uji Serologi Uji serologi meliputi tes aglutinasi menggunakan plasma koagulasi spesifik, Uji katalase dengan indikasi pembentukan gas oksigen, dll.
5. Uji Kepekaan / Sensitivity Yaitu tes yang digunakan untuk menguji kepekaan suatu bakteri terhadap antibiotik. Dengan dilakukannya tes ini akan diketahui efektifitas dari beberapa antibiotik yg diujikan utk melihat kemampuannya membunuh bakteri.
6. Uji Patogenitas Uji kekuatan bakteri dalam menyebabkan penyakit dgn menggunakan hewan percobaan. Dalam uji patogenitas juga termasuk uji Toksisitas untuk melihat racun yang dapat dihasilkan oleh bakteri tertentu.
2. Isolasi / Penanaman Isolasi dikalukan pada media yang sesuai tergantung dari pemeriksaan mikroskopik yang telah dilakukan. Media yang umum dipakai yaitu Agar Darah, MSA (Manitol Salt Agar) dll.
3. Uji biokimia dilakukan untuk melihat aktifitas biokimiawi bakteri dalam media-media yg disediakan. Bakteri akan mensintesis zat-zat kimia tertentu tergantung dgn kemampuannya. Uji biokimia yang digunakan yaitu bontrey pendek, bontrey panjang atau imvic. 4. Uji Serologi Uji serologi meliputi tes aglutinasi menggunakan plasma koagulasi spesifik, Uji katalase dengan indikasi pembentukan gas oksigen, dll.
4. Uji Serologi Uji serologi meliputi tes aglutinasi menggunakan plasma koagulasi spesifik, Uji katalase dengan indikasi pembentukan gas oksigen, dll.
5. Uji Kepekaan / Sensitivity Yaitu tes yang digunakan untuk menguji kepekaan suatu bakteri terhadap antibiotik. Dengan dilakukannya tes ini akan diketahui efektifitas dari beberapa antibiotik yg diujikan utk melihat kemampuannya membunuh bakteri.
6. Uji Patogenitas Uji kekuatan bakteri dalam menyebabkan penyakit dgn menggunakan hewan percobaan. Dalam uji patogenitas juga termasuk uji Toksisitas untuk melihat racun yang dapat dihasilkan oleh bakteri tertentu.
Sumber pustaka
- wikipedia
- majalah kesehatan
- wikipedia
- majalah kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar